Cloud Computing Indonesia - Kebutuhan pengguna menuntut kehadiran sebuah teknologi yang
memungkinkan mereka untuk dapat menyimpan serta mengakses data kapan pun dan di
mana pun. Maka lahirlah teknologi komputasi awan, atau populer disebut 'cloud'.
Tiga tahun belakangan ini, komputasi berbasis awan (cloud
computing) menjadi sebuah tren baru di industri teknologi. Meningkatnya jumlah penggunaan perangkat
mobile, serta pesatnya pertumbuhan
data yang didorong oleh internet, menjadi salah satu faktor utamanya.
Pertumbuhan pengguna internet dan perangkat mobile mendorong
sebuah konsep yang disebut dengan 'big data'. Berbagai jenis data digital yang
bertebaran di internet sudah tak relevan lagi didistribusikan ke media
penyimpanan berwujud hardware. Sekarang, zamannya cloud!
Menurut data yang dimiliki International Data Corporation
(IDC), data digital yang bertebaran di seluruh dunia pada tahun 2013 kemarin
mencapai 4,4 zetabytes. Angka tersebut diprediksi akan meningkat 10 kali lipat
di tahun 2020 menjadi 44 zetabytes.
Tentunya, cloud saat ini menjadi satu-satunya metode yang
paling tepat untuk menangani kondisi 'ledakan' data yang terjadi dengan pesat
per tahunnya.
Menurut data yang dimiliki International Data Corporation
(IDC), data digital yang bertebaran di seluruh dunia pada tahun 2013 kemarin
mencapai 4,4 zetabytes. Angka tersebut diprediksi akan meningkat 10 kali lipat
di tahun 2020 menjadi 44 zetabytes.
"Belum ada metode lain selain cloud yang mampu
menangani kondisi ledakan data tersebut. Dengan cloud, biaya yang dibutuhkan
untuk mengakomodasi kebutuhan penyimpanan data juga menjadi lebih hemat,"
jelas Erwin, yang merupakan CEO PT. Virtus Technology Indonesia.
Selain itu, ternyata cloud di Indonesia dinilai dapat
menjanjikan di masa depan, terlebih kepada bisnis UKM.
"Perkembangan bisnis pun cloud sangat menjanjikan. Di
tahun 2010, menurut data yang dirilis Gartner, nilai bisnisnya sebesar US$ 36,8
miliar. Tahun depan, 2015, diperkirakan bisa mencapai US$ 121 miliar, hampir
empat kali lipat pertumbuhannya," ungkapnya lagi.
Namun, sebelum sampai di tahun 2020, ada beberapa hal seperti infrastruktur, edukasi
pengguna, hingga masalah sumber daya manusia yang perlu ditingkatkan, sebelum
pada akhirnya mampu diadopsi oleh kalangan yang lebih luas, di era big data!
0 komentar:
Posting Komentar
Leave your comment, for the better on someday :)